Rabu, 01 Januari 2014

Monumen Mengenang Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk

Mendengar nama Van Der Wijk, benak kita biasanya tertuju pada kisah fiksi dalam novel terkenal  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Buya Hamka. 



Namun di   Kabupaten Lamongan – Jawa Timur, Kisah tenggelamnya  Kapal Van Der Wijk itu bukanlah fiksi karena memang benar-benar terjadi.

Ini terlihat dari adanya monumen di daerah kecamatan Brondong   - Lamongan.

 

Monumen itu  dibangun oleh pihak Belanda untuk mengenang kisah tenggelamnya kapal itu di perairan Lamongan pada tahun… 


Monumen itu juga  untuk mengucapkan terima kasih dari pihak Negara Belanda kepada warga Lamongan yang pada saat  musibah itu terjadi   telah memberikan bantuan dalam berbagai bentuk dan usaha.
 

Kapal Van Der Wijk adalah  kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang saat ini merupakan cikal bakal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) . Pada saat itu kapal itu melayani route pelayaran di kawasan perairan di Hindia Belanda .


Kapal Van der Wijk dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam pada  tahun 1921 dengan berat tonase 2.596 ton dan lebar kapal 13,5 meter. Kapal ini mendapat nama panggilan "de meeuw" atau "The Seagull", karena sosok dan penampilan kapal ini yang tampak sangat anggun dan tenang.
     

Saat pelayarannya yang terakhir, kapal Van der Wijk berangkat dari Bali ke Semarang dengan singgah terlebih dahulu di Surabaya. 

  
Kapal   Van Der Wijk  pada hari selasa tanggal 20 Oktober  1936 tenggelam ketika berlayar  di perairan Lamongan, tepatnya 12 mil dari pantai Brondong. 

  


Jumlah penumpang pada saat itu adalah 187 warga Pribumi dan 39 warga Eropa. Sedangkan jumlah awak kapalnya terdiri dari seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, 5 pembantu kapal dan 80 ABK dari pribumi.

 

 Menurut Wikipedia ,  musibah  tenggelamnya kapal ini mengakibatkan 4 korban meninggal dunia  dan 49 orang hilang ditelan ombak laut.Sedangkan  menurut  Theshiplist.com mengabarkan ada korban  58  orang yang meninggal. Koran De Telegraaf, 22 Oktober 1936,  menulis 42 orang korban yang hilang. 

  
Jumlah yang tidak pasti ini dikarenakan jumlah penumpang kapal tidak sesuai dengan manifest. Ada banyak kuli angkut pribumi yang tidak tercatat, kemungkinan merekalah yang banyak hilang.
 

Van Der Wijk itu sendiri  adalah nama seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang diangkat Ratu Emma van Waldeck-Pymont pada tanggal 15 Juni 1893. Ia mulai memerintah tahun 17 Oktober 1893 sampai 3 Oktober 1899. Nama panjangnya adalah Carel Herman Aart van der Wijk.


Entri Populer

Rabu, 01 Januari 2014

Monumen Mengenang Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk

Mendengar nama Van Der Wijk, benak kita biasanya tertuju pada kisah fiksi dalam novel terkenal  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Buya Hamka. 



Namun di   Kabupaten Lamongan – Jawa Timur, Kisah tenggelamnya  Kapal Van Der Wijk itu bukanlah fiksi karena memang benar-benar terjadi.

Ini terlihat dari adanya monumen di daerah kecamatan Brondong   - Lamongan.

 

Monumen itu  dibangun oleh pihak Belanda untuk mengenang kisah tenggelamnya kapal itu di perairan Lamongan pada tahun… 


Monumen itu juga  untuk mengucapkan terima kasih dari pihak Negara Belanda kepada warga Lamongan yang pada saat  musibah itu terjadi   telah memberikan bantuan dalam berbagai bentuk dan usaha.
 

Kapal Van Der Wijk adalah  kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang saat ini merupakan cikal bakal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) . Pada saat itu kapal itu melayani route pelayaran di kawasan perairan di Hindia Belanda .


Kapal Van der Wijk dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam pada  tahun 1921 dengan berat tonase 2.596 ton dan lebar kapal 13,5 meter. Kapal ini mendapat nama panggilan "de meeuw" atau "The Seagull", karena sosok dan penampilan kapal ini yang tampak sangat anggun dan tenang.
     

Saat pelayarannya yang terakhir, kapal Van der Wijk berangkat dari Bali ke Semarang dengan singgah terlebih dahulu di Surabaya. 

  
Kapal   Van Der Wijk  pada hari selasa tanggal 20 Oktober  1936 tenggelam ketika berlayar  di perairan Lamongan, tepatnya 12 mil dari pantai Brondong. 

  


Jumlah penumpang pada saat itu adalah 187 warga Pribumi dan 39 warga Eropa. Sedangkan jumlah awak kapalnya terdiri dari seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, 5 pembantu kapal dan 80 ABK dari pribumi.

 

 Menurut Wikipedia ,  musibah  tenggelamnya kapal ini mengakibatkan 4 korban meninggal dunia  dan 49 orang hilang ditelan ombak laut.Sedangkan  menurut  Theshiplist.com mengabarkan ada korban  58  orang yang meninggal. Koran De Telegraaf, 22 Oktober 1936,  menulis 42 orang korban yang hilang. 

  
Jumlah yang tidak pasti ini dikarenakan jumlah penumpang kapal tidak sesuai dengan manifest. Ada banyak kuli angkut pribumi yang tidak tercatat, kemungkinan merekalah yang banyak hilang.
 

Van Der Wijk itu sendiri  adalah nama seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang diangkat Ratu Emma van Waldeck-Pymont pada tanggal 15 Juni 1893. Ia mulai memerintah tahun 17 Oktober 1893 sampai 3 Oktober 1899. Nama panjangnya adalah Carel Herman Aart van der Wijk.