Ada beberapa cara yang bisa dilakukan jika terjadi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan akibat abu vulkanik, yaitu:
Apabila mata kemasukan abu, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah:
~ Usahakan untuk tidak menggosok mata, karena akan membuat permukaan
mata tergores yang nantinya menyebabkan infeksi seperti mata merah atau
iritasi.
~ Pejamkan mata untuk beberapa saat, karena air mata akan berusaha membersihkan mata dari debu atau partikel yang masuk.
~ Jika tidak berhasil bisa dengan cara mencelupkan mata ke dalam air yang bersih untuk membantu mengeluarkannya.
~ Jika belum bisa keluar juga segera bawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan.
Apabila tubuh mengalami luka bakar, hal yang bisa dilakukan adalah:
~ Usahakan untuk membersihkan luka jika tidak parah dengan menggunakan air mengalir.
~ Saat tubuh terkena luka bakar, maka dengan sendirinya tubuh akan mengeluarkan cairan untuk mengobatinya.
~ Jika luka bakarnya cukup dalam atau luas, segera minta bantuan medis.
Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan organ yang lebih parah
serta dehidrasi yang bisa memicu kematian.
Apabila mengalami sesak nafas akibat menghirup abu, hal yang harus segera dilakukan adalah:
~ Hiruplah obat semprot inhaler.
~ Aturlah posisi tubuh yang nyaman terutama duduk tegak sambil bersandar, jangan memposisikan tubuh untuk tiduran.
~ Cobalah untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam.
~ Usahakan untuk berpindah ke tempat yang lebih bersih untuk menghindari paparan debu yang lebih berat.
~ Jika obat inhaler tidak memberikan pengaruh atau justru bertambah parah, segera cari pertolongan medis.
Hujan abu vulkanik umumnya terdiri dari partikel yang bentuknya tidak
teratur, tajam dan bergerigi. Dengan kombinasi dan bentuk yang tidak
teratur itu membuat abu vulkanik bersifat sangat menghancurkan. Terlebih
lagi abu vulkanik juga memiliki kandungan asam. Asam berdampak lebih
berat karena sifatnya yang lebih merusak saluran pernapasan. Abu
vulkanik juga mengandung berbagai gas berbahaya seperti CO, H2S, SO2 dan
komponen kristal seperti silika.
Abu yang dikeluarkan
bervariasi tergantung dari intensitas, ukuran partikel, kekuatan letusan
dan kecepatan angin yang memabwa partikel-partikel tersebut.Hujan abu
ini bisa disertai dengan guntur, kilat yang keras serta bau belerang
yang kuat. Penggunaan masker khusus kategori N 95-N 100 pun lebih
direkomendasikan karena dapat mencegah materi yang berukuran kurang dari
10 mikron.
Orang-orang yang terkena debu dari letusan gunung
berapi biasanya mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit dan gejala
sakit pada tenggorokannya. Efek kesehatan ini bisa akibat paparan jangka
pendek atau pun jangka panjang. Bagi orang yang menderita bronkhitis,
emfisema dan asma, sebaiknya segera mengambil tindakan pencegahan khusus
untuk menghindari kondisi yang lebih parah yang dapat menyebabkan
additional cardio-pulmonary stress (stres jantung-paru paru berlebih).
Entri Populer
-
Operasi Trikora, juga disebut Pembebasan Irian Barat, adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah...
-
Bagian wajah yang satu ini yaitu hidung merupakan bagian penting bagi beberapa wanita. Ada yang menerima apa adanya bagimana bentuk hidung...
-
Sesungguhnya manusia dilahirkan dengan fitrah keinginan untuk beribadat, tetapi karena berbagai jalan penyimpangan tumbuhlah kepercaya...
-
Hati2 jika beli AL-QURAN cetakan terbaru, ada 4 surat palsu ciptaan kafir laknatullah. Surat itu : 1. AL-IMAN 2. AL-WASAYA 3.AL-TASAJUD...
-
Tips untuk wanita biar tidak mudah dilupakan pria, Sosok pria memanglah kadang-kadang tampak demikian, gampang untuk mencari pengganti ba...
-
Wajah para sekretaris anggota DPR RI yang cantik-cantik dan seksi itu boleh memerah karena skandal seks antara anggota dewan dengan para ...
-
Sebut namanya Prita, seorang ibu yang mengumpulkan uang seribu demi seribu dari hasil jualan voucher games, pulsa dan laundry. Sedikit dem...
-
Sejarah Terbentuknya Kabupaten Polewali Mandar Sebelum dinamai Polewali Mandar, daerah ini dulunya bernama Kabupaten Polewali M...
-
Menurut penelitian sejarah, kata ‘sunda’ ini sudah dipakai oleh pakar ilmu bumi Ptolemeus pada tahun 150 mengacu pada tiga pulau besar y...
-
Dalam dilm Naruto, Hashirama merupakan tokoh penting tak terlupakan, terutama untuk konoha, nah begitu pula dengan Indonesia, Bungkarno...
Senin, 17 Februari 2014
Pertolongan Pertama Jika Tubuh Bermasalah dengan Abu Vulkanik
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan jika terjadi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan akibat abu vulkanik, yaitu:
Apabila mata kemasukan abu, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah:
~ Usahakan untuk tidak menggosok mata, karena akan membuat permukaan mata tergores yang nantinya menyebabkan infeksi seperti mata merah atau iritasi.
~ Pejamkan mata untuk beberapa saat, karena air mata akan berusaha membersihkan mata dari debu atau partikel yang masuk.
~ Jika tidak berhasil bisa dengan cara mencelupkan mata ke dalam air yang bersih untuk membantu mengeluarkannya.
~ Jika belum bisa keluar juga segera bawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan.
Apabila tubuh mengalami luka bakar, hal yang bisa dilakukan adalah:
~ Usahakan untuk membersihkan luka jika tidak parah dengan menggunakan air mengalir.
~ Saat tubuh terkena luka bakar, maka dengan sendirinya tubuh akan mengeluarkan cairan untuk mengobatinya.
~ Jika luka bakarnya cukup dalam atau luas, segera minta bantuan medis. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan organ yang lebih parah serta dehidrasi yang bisa memicu kematian.
Apabila mengalami sesak nafas akibat menghirup abu, hal yang harus segera dilakukan adalah:
~ Hiruplah obat semprot inhaler.
~ Aturlah posisi tubuh yang nyaman terutama duduk tegak sambil bersandar, jangan memposisikan tubuh untuk tiduran.
~ Cobalah untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam.
~ Usahakan untuk berpindah ke tempat yang lebih bersih untuk menghindari paparan debu yang lebih berat.
~ Jika obat inhaler tidak memberikan pengaruh atau justru bertambah parah, segera cari pertolongan medis.
Hujan abu vulkanik umumnya terdiri dari partikel yang bentuknya tidak teratur, tajam dan bergerigi. Dengan kombinasi dan bentuk yang tidak teratur itu membuat abu vulkanik bersifat sangat menghancurkan. Terlebih lagi abu vulkanik juga memiliki kandungan asam. Asam berdampak lebih berat karena sifatnya yang lebih merusak saluran pernapasan. Abu vulkanik juga mengandung berbagai gas berbahaya seperti CO, H2S, SO2 dan komponen kristal seperti silika.
Abu yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari intensitas, ukuran partikel, kekuatan letusan dan kecepatan angin yang memabwa partikel-partikel tersebut.Hujan abu ini bisa disertai dengan guntur, kilat yang keras serta bau belerang yang kuat. Penggunaan masker khusus kategori N 95-N 100 pun lebih direkomendasikan karena dapat mencegah materi yang berukuran kurang dari 10 mikron.
Orang-orang yang terkena debu dari letusan gunung berapi biasanya mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit dan gejala sakit pada tenggorokannya. Efek kesehatan ini bisa akibat paparan jangka pendek atau pun jangka panjang. Bagi orang yang menderita bronkhitis, emfisema dan asma, sebaiknya segera mengambil tindakan pencegahan khusus untuk menghindari kondisi yang lebih parah yang dapat menyebabkan additional cardio-pulmonary stress (stres jantung-paru paru berlebih).
Apabila mata kemasukan abu, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah:
~ Usahakan untuk tidak menggosok mata, karena akan membuat permukaan mata tergores yang nantinya menyebabkan infeksi seperti mata merah atau iritasi.
~ Pejamkan mata untuk beberapa saat, karena air mata akan berusaha membersihkan mata dari debu atau partikel yang masuk.
~ Jika tidak berhasil bisa dengan cara mencelupkan mata ke dalam air yang bersih untuk membantu mengeluarkannya.
~ Jika belum bisa keluar juga segera bawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan.
Apabila tubuh mengalami luka bakar, hal yang bisa dilakukan adalah:
~ Usahakan untuk membersihkan luka jika tidak parah dengan menggunakan air mengalir.
~ Saat tubuh terkena luka bakar, maka dengan sendirinya tubuh akan mengeluarkan cairan untuk mengobatinya.
~ Jika luka bakarnya cukup dalam atau luas, segera minta bantuan medis. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan organ yang lebih parah serta dehidrasi yang bisa memicu kematian.
Apabila mengalami sesak nafas akibat menghirup abu, hal yang harus segera dilakukan adalah:
~ Hiruplah obat semprot inhaler.
~ Aturlah posisi tubuh yang nyaman terutama duduk tegak sambil bersandar, jangan memposisikan tubuh untuk tiduran.
~ Cobalah untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam.
~ Usahakan untuk berpindah ke tempat yang lebih bersih untuk menghindari paparan debu yang lebih berat.
~ Jika obat inhaler tidak memberikan pengaruh atau justru bertambah parah, segera cari pertolongan medis.
Hujan abu vulkanik umumnya terdiri dari partikel yang bentuknya tidak teratur, tajam dan bergerigi. Dengan kombinasi dan bentuk yang tidak teratur itu membuat abu vulkanik bersifat sangat menghancurkan. Terlebih lagi abu vulkanik juga memiliki kandungan asam. Asam berdampak lebih berat karena sifatnya yang lebih merusak saluran pernapasan. Abu vulkanik juga mengandung berbagai gas berbahaya seperti CO, H2S, SO2 dan komponen kristal seperti silika.
Abu yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari intensitas, ukuran partikel, kekuatan letusan dan kecepatan angin yang memabwa partikel-partikel tersebut.Hujan abu ini bisa disertai dengan guntur, kilat yang keras serta bau belerang yang kuat. Penggunaan masker khusus kategori N 95-N 100 pun lebih direkomendasikan karena dapat mencegah materi yang berukuran kurang dari 10 mikron.
Orang-orang yang terkena debu dari letusan gunung berapi biasanya mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit dan gejala sakit pada tenggorokannya. Efek kesehatan ini bisa akibat paparan jangka pendek atau pun jangka panjang. Bagi orang yang menderita bronkhitis, emfisema dan asma, sebaiknya segera mengambil tindakan pencegahan khusus untuk menghindari kondisi yang lebih parah yang dapat menyebabkan additional cardio-pulmonary stress (stres jantung-paru paru berlebih).